KRONOLOGI KRISIS MONETER TAHUN 1997 (BAG 5)
CURHAT PRESIDEN SOEHARTO SETELAH TUNDUK DENGAN IMF
Setelah
penandatangan MOU antara IMF dengan
Presiden Soeharto di kediamannya di Cendana, Pak Harto mengumpulkan para wartawan di ruangan
yang biasanya tempat keluarga besar berkumpul. Ini di luar kebiasaan Pak Harto.
Pak Harto sepertinya ingin menyampaikan sesuatu yang luar biasa kepada
wartawan. ‘Curhat’ ini adalah hal yang akan mempengaruhi perjalanan Indonesia
berikutnya. Generasi selanjutnya akan bisa ‘melihat’ apa yang sebenarnya
terjadi, dan bagaimana sebenarnya IMF dan Soeharto saat itu.
Sementara itu, pemerintah sudah menyiapkan alternatif lain, yaitu briket batu bara yang lebih murah dan tersedia. Kalau kita tetap mempertahankan RAPBN dengan subsidi, tentu harga BBM di Indonesia leblh murah dibanding dengan harga di negara tetangga. Ini akan bisa diselundupkan untuk memperoleh keuntungan-keuntungan. Dengan dasar pertimbangan itu, apa lagi dengan keadaan seperti ini, maka subsidi memang sudah direncanakan untuk dihilangkan.
Kemudian, dalam rangka liberalisasi perdagangan, monopoli harus dihapus. Gula, tepung terigu, kedelai, yang tadinya ditugaskan Bulog untuk mengendalikan harga, dibebaskan. Tinggal beras yang tetap di Bulog. Ini untuk melindungi rakyat sebagai produsen dan kansumen. Termasuk BPPC yang sebenarnya bukan monopoli tapI membantu KUD-KUD dalam rangka menguasai stok.
Mengenai Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), saya jelaskan, Indonesia membangun industri pesawat terbang, karena sebagal negara kepulauan maka membutuhkan angkutan. Karena itu, harus melepaskan ketergantungan. Pesawat terbang yang diperlukan di sini bukan pesawat terbang yang berbadan lebar, cukup yang sedang, medium, dan lebih kecil, bisa mendarat di pulau-pulau. Dan ternyata IPTN telah mempunyai beberapa program, diantaranya program CASA dengan assembling, sudah dihapuskan, dan yang kedua adalah program CN-235.
Proyek CN 2130 kebanggaan Indonesia terpaksa harus berhenti atas permintaan IMF.
Ternyata itu dapat pasaran. Jadi, CN-235 itu banyak negara yang membeli, Emirat Arab, Thailand, lewat counter purchase dengan
ketan, yang dulu dapat kritik. Wong teknologi canggih kok ditukarkan dengan beras ketan. Sebetulnya bukan ketannya, tapi dolarnya, yang kita gunakan untuk
mengikat supaya bisa membayar pesawat
tersebut.
Dapatkan berbagai buku bekas
berkualitas di www.mocobuku.store mulai dari komik, novel, buku sastra, sejarah
buku politik dan masih banyak lagi.